Seorang anak yang menangsis ditenangkan oleh ibunya.
Seorang murid yang menjadi malas, dibangkitkan semangatnya oleh gurunya.seorang teman
yang sedang galau di tenangkan oleh sahabatnya. Semua hal inidapat dikatakan sebagai sebuah psikoterapi secara umunya,
namun biasanya masyarakat awam tidak menggunakan istilah psikoterapi untuk hal tersebut.
Lalu
perbedanya dengan psikoterapi yang dilakukan oleh seorang dokter atau seorang professional lainnya?
Definisi
psikoterapi professional dapat diberikan
sebagai berikut: Psikoterapi merupakan suatu
cara penanganan terhadap masalah emosional seorang klien oleh seorang
enaga ahli yang terlatih di bidangnya,dilihat dari hubungan secara keprofessionalisme,dimana
tenaga ahli tersebut secara sukarela
hendak menghilangkan, mengubah atau menghambat
gejala-gejala yang abnormal, selain itu juga mengoreksi perilaku yang terganggu
serta menumbuhkan kepribadian klien secara
positif.
Dalam psikoterapi,hubungan tenaga ahli (psikiatri)dengan
klien serta pengenalan pemindahan dan hambatan adalah sangat penting.( Maramis, 2005)
A.Psikoterapi dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu : Psikoterapi suportif dan Psikoterapi genetic-dinamik.
Psikoterapi
suportif (atau
supresif atau non spesifik)
Tujuan psikoterapi suprotif:
– Menguatkan daya tahan mental yang
dimiliki klien.
– Mengembangkan
mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi
pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
– Meningkatkan kemampuan adaptasi
lingkungan (Anonym , 2001)
– Mengevaluasi
situasi kehidupan klien, serta kekuatan dan kelemahannya, untuk selanjutnya membantu
klien melakukan perubahan realistic.
apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik dari sebelumnya.(Tomb,2004)
Cara-cara psikoterapi suportif
antara lain sebagai berikut:
•Ventilasi atau (psiko-) kataris
•Persuasi atau bujukan (persuasion)
•Sugesti
•Penjaminan kembali ( reassurance)
•Bimbingan dan penyuluhan
•Terapi kerja
•Hipno-terapi dan narkoterapi
•Psikoterapi kelompok
•Terapi prilaku
Psikoterapi wawasan
(atau
genetic-dinamik, atau insight psychotherapy)dibagi menjadi psikoterapi reedukatif dan psikoterapi
rekonstruktif.
Psikoterapi
reedukatif:
psikoterapi yang digunakan untuk mencapai tentang
konflik-konflik yang letaknyalebih banyak di alam sadar, dengan usaha untuk
menyesuaikan diri kembali, memodifikasi
tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
Cara-cara psikoterapi reedukatif
antara lain:
–Terapi
hubungan antar-manusia (relationship-therapy)
– Terapi sikap (attitude therapy)
–Terapi
wawancara (interview therapy)
–Analisa
dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer)
–Konseling
terapetik
–Terapi
case-work
–Reconditioning
–Terapi
kelompok yang reedukatif
–Terapi somatic
Psikoterapi
rekonstruktif
Merupaka psikoterapi yang bertujuan
untuk mencapai konflik-konflik yang letaknya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yangluas daripada
struktur kepribadian dan pengeluasan daripada pertumbuhan kepribadian
dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif
antara lain:
–Psikoanalisa
Freud
–Psikoanalisa
non-freud
–Psikoterapi
yang berorientasi kepada psikoanalisa
Cara : asosiasi
bebas, analisa mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapimain, terapi seni, terapi kelompok
analitik.1.Beberapa jenis psikoterapi
suportif Semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif
jeniskatarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan(konseling).
Ventilasi atau
katarsis
ialah membiarkan
klien mengeluarkan isi hatisepuasnya. Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan
kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang, klien kemudian dapat melihat
masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu oleh psikiatris
dengan sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan
terlalu banyak memotong bicaranya
(menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls,kecemasan,
masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.
Persuasi
ialah penerangan yang masuk akal
tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya
atau fungsinya gejala-gejala itu.
Kritik diri
sendiri oleh klien penting untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls tertentu
dibangkitkan, diubah atau diperkuat
dan impuls-impuls lain dihilangkan atau
dikurangi ,serta klien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat mengganggu. Pelan-pelan
klien menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.
Sugesti
ialah secara
halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada klien atau membangkitkan
kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.psikiatris sendiri harus mempunyai
sikap yang meyakinkan dan otoritas professional serta menunjukan empati. klien percaya pada psikiatris sehingga
kritiknya berkurang dan emosinya
terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. klien mengharap-harapkan sesuatu dan mulai mempercayai.
Bila tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan
efektif, seperti pada reaksikonversi yang baru dan dengan konflik yang dangkal
atau pada nerosa cemas sesudah kecelakaan. Sugesti dengan aliran listrik
(faradisasi) atau dengan masasi kadang-kadang
juga menolong, tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak menjadi tetap karena klien menganggap pengobatan
itu dari luar dirinya. Jadi sugesti harus diikuti dengan reedukasi. Anak-anak dan orang-orang dengan inteligensi yang
sedikit kurang serta klienyang berkepribadian tak matang atau histerik
lebih mudah disugesti. Jangan memaksa klien
dan jangan memberikan kesan bahwa psikiatris menganggap dirinya
membesar-besarkan gejalanya. Jangan mengganggu perasaan akan harga diri klien.
Jika hal itu terjadi maka klien akan menyempit
dan menurun, akhirnya ia hanya menerima rangsangan dari hipnotisir, ia masuk
dalam keadaan trance mulai dari ringan sampai trance yang dalam dengan kekakuan
otot diseluruh badan. Dalam hipnosa dapat dilakukan analisa
konflik-konflik dan sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien
sadar kembali. Dalam hal ini sugesti dalam waktu hipnosa dan sugesti
sesudah hipnosadapat dipakai.
Narkoterapi
secara intravena
disuntikkan suatu hipnotikum dengan efek yang pendek (umpamanya pentothal
atau amital natrium). Dalam keadaan setengah tidur, klien diwawancarai, konflik
dianalisa lalu disintesa. Bahan yang timbulsewaktu narkoterapi dapat juga dipakai
dalam sintesa sesudah klien sadar kembali. Narkoterapi dengan narkoanalisa
dan narkosintesa itu membantu psikoterapi.
Psikoterapi kelompok
Pembagian kerja
psikoterapi berdasarkan prosesnya dibagi manjadi psikoterapisuportif, reedukatif dan psikoterapi rekonstruksi. Bila dilihat dari lamanya, maka ada psikoterapi jangka pendek dan psikoterapi
jangka panjang. Bila dilihat dari jumlah pasien maka ada
psikoterapi individual dan psikoterapi kelompok. Bila kelompok ini terdiri dari para anggota satu keluarga, maka disebut
terapikeluarga. Bila hanya suami
istri disebut konseling pernikahan (marriagecounseling). Terapi keluarga
(family therapy) dan konseling pernikahan dilakukan bila keadaan keluarga atau pernikahan itu sendiri yang menjadi
sumber stress atau penyebabgangguan jiwa. Sukar untuk mengobati satu orang saja
bila interaksi atau polakomunikasi
itu yang patologis, karena semua anggota keluarga merupakan kesatuan dan
mereka terus menerus saling mempengaruhi.Khusus untuk suami isteri, ataupun pasangan
lain (kedua-duanya pria atau wanita)yang sering bekerja sama dan masih dapat
berfungsi secara normal maka latihan-latihan (encounter) sangat berguna untuk
mengembangkan komunikasi dan saling pengertian yang lebih dalam. Jumpa
nikah atau marriage encounter sudah tersebar diseluruh dunia sebagai cara
yang efektif untuk memperkokoh pernikahan melalui 7 pengembangan
komunikasi antara suami isteri. Akan tetapi bila pola komunikasi sudah
patologis, maka sebaiknya dilakukan terapi keluarga, konseling pernikahanatau
terapi kelompok.
Terapi kelompok berguna untuk klien
yang:
•Segan
terhadap psikoterapi individual karena takut, tak percaya kepadaterapis,
bersaing keras dengan terapis, melawan figure orang tua.
•Tidak
atau kurang berpengalaman dengan saudara-saudara mempunyaisikap bertentangan
dengan saudara-saudara; kurang berpartisipasi dalamlingkunagn, mempunyai
pengalaman keluarga yang merusak; tidak atausuka menyesuaikan diri dalam
kelompok.
•Mempunyai intelegensi yang
rendahAgar proses kelompok dapat berjalan lebih lancar maka:
•Individu harus diterima
sebaik-baiknya, sebagaimana dia adanya.
•Pembatasan yang tidak perlu
dihindarkan.
•Pernyataan verbal yang tak
tertahankan dibiarkan keluar.
•Reaksi-reaksi dalam interaksi
kelompok dinilai.
•Pembentukan kelompok harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan paraanggota secara perorangan.Fase-fase
terapi kelompok secara singkat pada umumnya ialah:
•Penyatuan kelompok dengan
terbentuknya identifikasi kelompok
•Interaksi dalam kelompok dengan
melihat pada dinamika kelompok
•Pengertian dan penyelesaian
dinamika dengan timbulnya wawasan.Tujuan terapi kelompok ialah membebaskan
individu dari stress, membantu paraanggota
kelomp[ok agar dapat mengerti lebih jelas sebab kesukaran mereka,terbentunya
mekanisme pembelaan yang lebih baik yang dapat diterima dan yanglebih
memuaskan.Terapi Perilaku
8
Terapi perilaku
berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan
mengawasi perilaku belajar pasien. Ada tiga cara untuk menguasai atau mengubah perilaku
manusia, yaitu:
1.
Perilaku dapat
diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yangmendahuluinya, yang membangkitkan
bentuk prilaku khusus itu.Umpamanya seoaranga anak yang tidak berprestasi disekolah
dan nakaldikelas
hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efektif dan rajin bila ia
dipindahkan ke kelas lain diajar oleh guru yang lain.2.Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapatdiubah atau dimodifikasi. Umpamanya seoarang anak
dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri dalam suatu kegiatan kompromi
yang konstruktif dan tidak menunjukkan ledakan amarah bila ia
menghadapi frustasi.3.Akibatnya suatu
perilaku tertentu dapat diubah dan demikian perilaku itudapat
dimodifikasi.Pendekatan perilaku memang makin lama makin banyak diterapkan,
bukan hanyauntuk meringankan atau menghilangkan gejala psikiatri, akan tetapi
dipakai jugadalam bidang pendidikan, social dan keadaan lain diluar klinik